الحمد لله رب العالمين{مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ
وَتَنزعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ
تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} وأشهد أن
لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، أرسله
الله {بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ
وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ }، صلّى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلّم
تسليمًا كثيرًا، أما بعد: فاتقوا الله حق التقوى، ففيها مخرج من كل كرب
وهم، وفيها تيسير لكل عسير.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Apabila kita memperhatikan kondisi kekinian umat Islam saat ini, kita
akan menyaksikan kondisi yang tidak kondusif dan begitu hiruk pikuknya.
Dari situ pula kita menyadari betapa lemahnya kondisi umat ini,
dikepung oleh orang-orang kafir di setiap sisinya bak orang-orang yang
kelaparan berkumpul pada suatu hidangan.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ
إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ
قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ
السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ
مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ
قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا
وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ». اخرجه أبو داوود وصححه الألباني
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni
kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi
makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai
Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah
berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai
sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut
pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’.
Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta
dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud, dan dishahihkan Syaikh al-Albani).
Kepiluan ini ditambah lagi dengan sikap umat Islam yang reaktif, yang
malah menjauh dari solusi dan kesadaran bahwa mereka adalah buih.
Mereka berharap pertolongan dari Allah segera datang, padahal mereka
menjauh sejauh-jauhnya dari solusi yang benar yang bisa merealisasikan
pertolongan tersebut.
Ibadallah,
Seusngguhnya musuh-musuh agama ini
كَيْفَ وَإِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوا فِيكُمْ إِلًّا وَلَا ذِمَّةً
“Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan
orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan
terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap
kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian.” (QS. At-Taubah: 8).
Ketika mereka mendapatkan kesempatan, maka mereka tidak akan
berkasih-sayang terhadap kita, terhadap orang-orang yang beriman. Mereka
terus berharap kejelekan terhadap orang-orang yang beriman.
Mungkin ada yang akan bertanya, “Apa yang menyebabkan musuh-musuh agama ini berkumpul hendak menggerogoti umat ini?”
Jawabnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو
عَنْ كَثِيرٍ * وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الأرْضِ وَمَا لَكُمْ
مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab
Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan
tidak pula penolong selain Allah.” (QS. Asy-Syura: 30-31).
Kaum muslimin, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
para sahabatnya pernah ditimpa kekalahan pada Perang Uhud, padahal
mereka adalah sebaik-baik manusia. Di tengah-tengah mereka ada seoarang
Nabi makhluk Allah yang paling mulia, utusan-Nya yang paling agung. Di
tengah-tengah mereka pula ada seorang ash-shiddiq, seseorang yang paling
mulia setelah para nabi dan rasul. Kemudian ada manusia selevel Umar
bin al-Khattab, dan orang-orang terbaik lainnya.
Mereka ditimpa musibah akibat sebuah kesalahan, pelanggaran yang
dilakukan oleh pasukan pemanah terhadap perintah Rasulullah. Mereka
telah diperintah untuk bersabar berdiam di garis jaga mereka, namun
mereka melakukan pelanggaran. Pasukan muslim pun porak-poranda dan
kejadian yang menydihkan pun harus mereka derita. Mengapa hal ini
menimpa mereka? Mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal di tengah pasukan
ada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka adalah para sahabat manusia yang Allah pilih untuk menemani Rasul-Nya. Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya,
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud),
padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada
musuh-musuhmu (pada peperangan Badar)…” (QS. Ali Imran: 165).
Pada Perang Badar 70 orang kafir terbunuh dan 70 lainnya berhasil
dijadikan tawanan, serta banyak di anatara mereka yang terlukan.
ا قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“…kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah:
“Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran: 165).
Kaum muslimin bertanya-tanya “Dari mana datangnya kekalahan ini?”
Namun Allah jawab kekalahan yang menimpa kaum muslimin adalah
dikarenakan diri mereka sendiri. Dikarenakan pelanggaran dan dosa yang
dilakukan oleh sebagian pasukan sehingg mereka semua ditimpa kekalahan.
Ibadallah,
Sungguh Allah Jalla wa ‘Ala menjadikan berbagai sebab
kemenangan dan Dia pula yang menciptakan sebab-sebab kelemahan. Wajib
bagi orang yang beriman untuk menempuh dan berpegang teguh dengan jalan
yang menjadi sebab kemenangan dimanapun ia berada. Di masjid, di rumah,
di jalan-jalan, saat berjumpa dengan musuh, di semua keadaan.
Seorang mukmin harus memegang teguh perintah Allah, menasihati
hamba-hamba Allah, dan mewaspadai kemaksiatan yang merupakan penyebab
kehinaan dan kekalahan. Di antara kemaksiatan adalah meremehkan
sebab-sebab yang bisa mengantarkan kepada kejayaan. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7).
Bentuk pertolongan Allah terhadap orang-orang yang beriman diperoleh
dengan mengikuti syariat-Nya, menolong agama-Nya, dan menegakkan
hak-hak-Nya. Apabila keadaan orang-orang yang beriman demikian, maka
bergembiralah dengan kabar dari Allah Ta’ala dalam firman-Nya,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. An-Nur: 55).
Ibadallah,
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS.
Al-Hajj: 40).
Barangsiapa yang menginginkan pertolongan, hendaknya ia memerangi
kesyirikan. Karena kesyirikan begitu Nampak syiarnya, kubur-kubur
diibadahi selain Allah, orang-orang bernadzar dan thawaf
mengelilinginya. Kita dapati sebagian da’i tidak memperingatkan umat
tentang hal ini.
Barangsiapa yang menginginkan pertolongan Allah, maka ia juga tidak
boleh menjual agamanya kepada orang-orang Syiah. Orang yang berharap
pertolongan Allah juga tidak memperjuangkan kelompok atau
mencita-citakan dunia. Orang yang disebut mujahid adalah mereka yang
memperjuangkan agar kalimat Allah saja yang tinggi.
Pertolongan juga akan diperoleh dengan menjaga shalat lima waktu
secara berjamaah, taubat dari dosa dan maksiat. Termasuk dosa dan
maksiat adalah mengkafirkan sesama muslim, seperti yang dilakukan
kelompok ISIS akhir-akhir ini. Mereka membunuh dan menghalalkan darah
seorang muslim, lalu bagaimana bisa datang pertolongan Allah terhadap
orang-orang demikian. Namun yang menyedihkan ada sebagian orang di
negeri kita menyeru untuk mendukung mereka.
Pertolongan juga akan diperoleh dengan bersabar terhadap takdir Allah
dan tidak menyelisihi syariat dan perintah-Nya. Banyak orang yang
tergesa-gesa meminta pertolongan segera datang, namun mereka tidak
menjaga hal-hal yang menyebabkan pertolongan itu datang. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun
tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui
segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran: 120).
Firman Allah kepada Nabi-Nya,
فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ
“Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Hud: 49).
Dan bergembiralah dengan kabar dari Allah,
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ إِنَّهُمْ
لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang
menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat
pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.”
(QS. Ash-Shaffat: 171-173).
Allah akan menolong orang-orang yang berjalan di atas syariat-Nya dan bersabar meniti jalan tersebut. Sebagaimana firman-Nya,
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ
الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ
دُونِهِمْ لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang
orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya
akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan).” (QS. Al-Anfal: 60).
Persiapan keimanan adalah bekal yang terpenting, kemudian baru
persiapan senjata dan kekuatan militer. Dan orang-orang yang
tergesa-gesa dalam mengharapkan pertolongan Allah, pada kenyataannya
mereka tidak menjaga dan memperhatikan syariat Allah.
Dahulu para sahabat diboikot oleh orang-orang kafir hingga mereka
memakan dedaunan dan tumbuhan saja. Orang-orang semisal Ammar bin Yasir,
kedua orang tuanya, Bilal, dan selain mereka, mereka disiksa ketika
kaum muslimin masih lemah, namun mereka tetap bersabar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya
juga sempat ditolak untuk memasuki Kota Mekah, dikepung dalam Perang
Khandaq oleh orang-orang kafir Quraisy dan orang-orang kafir Arab,
sampai Rasulullah harus menggali parit demi melindungi nyawa kaum
muslimin di Kota Madinah. musibah ini terjadi, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ada di sana dan orang-orang terbaik pun hidup di Kota Madinah, mereka
tetap bersabar dengan ujian yang Allah berikan. Mereka bersabar atas
takdir dan ketetapan Allah. Mereka sama sekali tidak menyelisihi syariat
Allah, sampai akhirnya Allah menangkan mereka dengan menaklukkan Kota
Mekah. Orang-orang pun berbondong-bondong memeluk agama Islam.
اَللَّهُمَّ انْصُرْ كِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ وَعِبَادَكَ
المُؤْمِنِيْنَ، اَللَّهُمَّ يَاقَوِيُّ يَاعَزِيْزُ عَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ
الدِّيْنِ مِنَ اليَهُوْدِ وَالنَّصَارَى وَالرَّافِضَةِ وَالخَوَارِجِ
وَالشُيُوْعِيْنَ اَللَّهُمَّ أَكْفِنَاهُمْ بِمَا تَشَاءُ.
أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِهِ اَلْأَمِيْنَ أَمَّا بَعْدُ:
Salah satu kesalahan yang terjadi di tengah-tengah kita adalah
terkadang seorang muslim lupa akan peranan dan kewajibannya. Seorang
muslim tidak sadar bahwa dia adalah bagian dari masyarakat Islam yang
memiliki andil dalam perbaikan. Ia diwajibkan meninggalkan kemaksiatan
dan berpegang teguh dengan syariat Allah. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS.
Ar-Ra’du: 11).
Bahkan sebagian di antara kita meremehkan sesuatu yang mudah bagi dirinya yaitu doa yang merupakan senjata seorang mukmin.
Ingatlah dan doakanlah saudara kita sesama muslim, terlebih lagi di waktu-waktu yang mustajab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh dalam doanya ketika di hari pertempuran Badr.
فَمَازَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ
فَأَخَذَ رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ
وَرَائِهِ. وَقَالَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ كَفاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ
فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi was allam terus melantunkan doa
seraya membentangkan kedua tanganya menghadap kiblat hingga kain
rida’nya (kain yang menyelempang di bahu) jatuh, maka datanglah Abu
Bakar mengambil selempang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan
meletakanya di atas pundaknya dan menjaganya dari belakang dan berkata,
‘Wahai Nabi Allah, doa Anda kepada Rabb-mu sudah cukup, karena Dia pasti
akan mewujudkan apa yang Dia janjikan untukmu’.” (HR. Muslim).
Kaum muslimin,
Ketahuilah, janji Allah adalah sesuatu yang pasti terwuju jika kita merealisasikan ibadah hanya kepada-Nya,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. An-NUR: 55).
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ *
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا
الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ
وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu)
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat
ma´ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj: 40-41).
Syaikh as-Sa’di mengatakan, “Dengan ayat ini kita mengetahui,
barangsiapa yang menyatakan menolong Allah dan agama-Nya, namun ia tidak
disifati dengan apa yang dijelaskan ayat di atas, maka pengakuannya itu
adalah kedustaan”.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ،
اَللَّهُمَّ مَنْ جَاهَدَ جِهَادًا شَرْعِيًا لِتَكُوْنَ كَلِمَتُكَ هِيَ
العُلْيَا فَأَيِّدْهُ وَانْصُرْهُ، اَللَّهُمَّ ابْرُمْ لِهَذِهِ
الْأُمَّةِ أَمْرٌ رَشِدٌ يُعَزِّ فِيْهِ أَهْلِ الطَّاعَةِ، ويُذَلُّ
فِيْهِ أَهْلُ الْمَعْصِيَةِ، وَيُؤْمَرُ فِيِهِ بِالْمَعْرُوْفِ،
وَيُنْهَى فِيْهِ عَنِ الْمُنْكَرِ.
اَللَّهُمَّ وَآمِنَّا فِي دَوْرِنَا وَأَوْطَانِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ
وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَصْلِحْ بِطَانَتَهُ يَارَبَّ
العَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
{وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ}
Sumber : Masjid Wali songgo mengandungsari
penceramah : Asrorudin,S.Pd.I
pada : 21 Agustus 2014
penceramah : Asrorudin,S.Pd.I
0 komentar:
Posting Komentar